Jumat, 07 Maret 2014

Mereka yang Tenang Dalam Dekapan Semeru

Minggu, 25 Agustus 2013

Mereka Yang Istirahat Dalam Dekapan Semeru mengingatkan kita semua, bahwa dalam sebuah perjalanan petualangan, maut pun tak bisa kita elakkan bahkan terlalu dekat apabila kita jauh dari kehati - hatian. Sebuah keramik berukuran sekira 2 x 60 cm tertancap jelas di tepi Danau Ranu Kumbolo. Satu berwarna putih, satunya lagi hitam. Meski berbeda ukuran, keduanya bermaksud sama, yakni mengenang mereka yang meninggal dalam perjalanan mendaki Gunung Semeru, gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa.



www.belantaraindonesia.org

Beberapa pendaki kadang sejenak berdiri di depan penanda di Ranu Kumbolo untuk mendoakan para almarhum maupun merefleksi diri agar selalu berhati - hati ketika mendaki Semeru. Sebab, nyawa merupakan salah satu hal yang tidak boleh ditinggalkan di gunung, selain sampah. Demikian juga dengan tujuan mendaki yang harus bisa kembali dengan selamat.

Banyak dari kita tahu, bahwa rata - rata para pendaki yang terjatuh atau tersesat kemudian meninggal ketika mereka turun dari puncak. Selain karena faktor lelah, sehingga konsentrasi menuruni medan yang curam menjadi berkurang. Persiapan fisik dan mental harus benar - benar disiapkan, selain perlengkapan dan logistik.

Data di Pos Ranu Pani menyebutkan, daftar korban pendakian Semeru sejak 1969, di mana Soe Hok Gie dan Idhan Lubis meninggal dunia di puncak karena menghirup gas beracun, tercatat ada 28 orang meninggal dunia, 3 orang tidak ditemukan / meninggal, dan 25 orang mengalami luka - luka / selamat.

Salah satu penanda yang berada di Ranu Kumbolo tertulis “Dalam kenangan saudara kami Andika Listyono Putra, jejakmu tertinggal di sini, senyummu kubawa pergi”. Andika menjadi korban ganasnya alam Semeru pada Juli 2009 lalu. Sebelumnya, pada 2000 juga tercatat ada dua pendaki yang meninggal dunia. Pada 2001 satu pendaki hilang, serta pada 2005 satu orang pendaki meninggal dunia.

Beberapa penanda bagi mereka yang hilang maupun meninggal di Semeru banyak ditemui di beberapa tempat, mulai Ranu Kumbolo hingga puncak. Di Puncak ada penanda Soe Hok Gie dan Idhan Lubis, tapi sudah diturunkan 2012 lalu.

www.belantaraindonesia.org

Soe dan Idhan sungguh sudah tiada, di tanah tertinggi di Pulau Jawa. Mereka jumpai jasad kedua tersebut sudah kaku. Semalam suntuk mereka lelap berkasur pasir dan batu kecil G. Semeru. Badannya yang dingin, sudah semalaman rebah berselimut kabut malam dan halimun pagi. Mata Soe dan Idhan terkatup kencang serapat katupan bibir birunya. Mereka semua diam dan sedih.”  ( Soe Hok-Gie: Sekali Lagi 2009 )
 
Di kawasan Arcopodo ada penanda pendaki yang meninggal, di atasnya lagi di kawasan Kelik, juga di vegetasi terakhir, berupa beberapa penanda pendaki yang istirahat dalam dekapan Semeru.

Banyak penyebab pendaki bisa menjadi korban ganasnya Semeru, selain faktor cuaca buruk yang cepat berubah, karena pendaki kadang jatuh atau terpeleset ke jurang karena tidak konsentrasi ketika turun, juga terkena material lava pijar ketika mendaki.

Selain faktor alam, rata - rata pendaki tersesat karena kesombongannya, selain kelelahan dan sendirian. Saat itulah biasanya faktor lain terjadi.

Karena itu, marilah bagi kita dan kepada semua pendaki agar lebih sopan ketika mendaki Semeru, sebab banyak kejadian di luar nalar yang terjadi akibat ulah sendiri. Selalu ingat kepada yang Maha Kuasa dan tentunya semua persiapan baik fisik, mental, perlengkapan, dan logistik dilengkapi.

Saat ini banyak pendaki pemula yang tidak memperhatikan keselamatan sendiri, terutama setelah film 5cm, banyak ditemukan pendaki yang mengenakan pakaian seadanya, pakai sepatu ket, atau sandal.

Selain itu, perilaku membuang sampah di kawasan taman nasional juga semakin banyak dilakukan pendaki. Tak ayal, ketika musim liburan panjang, sampah - sampah selalu menumpuk di Ranu Kumbolo atau Kalimati, serta sepanjang perjalanan banyak ditemui sampah pendaki.

Perlu ada kebijakan baru untuk mengatur jumlah pendaki maupun sampah yang dibawa pendaki agar keindahan alam Semeru tetap bisa dinikmati anak cucu kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar